SELAMAT DATANG DI BLOG SH TERATE RANTING SUOH CABANG LAMPUNG BARAT: "CILIK ORA KURANG BAKAL, GEDHE ORA TURAH BAKAL; WATON TAK INGETI ISEH WUJUD MANUNGSO, TAK KEDEPI ORA ILANG, NJALUK OPO TAK LADENI"
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA KE BLOG KAMI: SELAMA MATAHARI MASIH BERSINAR DAN SELAMA BUMI MASIH DIHUNI MANUSIA SELAMA ITU PULA SH TERATE TETAP KEKAL JAYA ABADI SELAMA-LAMANYA

Sunday, March 13, 2011

Ojo Seneng Pamer, Mundak Ilang Pamormu

Ajaran Persaudaraan Setia Hati Terate adalah ajaran kehidupan, yang berkait dengan kehidupan. Oleh karena sebagai ajaran kehidupan, maka SH Terate tidak mengajarkan hal-hal yang di luar kehidupan. Apa yang disampaikan oleh para pelatih adalah yang pernah dialami oleh manusia. Banyak sekali sanepo (peribahasa) yang terus berulang disampaikan kepada para siswa, bahkan pun ketika sudah menjadi warga. Salah satu sanepo ndah itu adalah "Ojo seneng pamer mundak ilang pamormu" (Jangan suka pamer nanti malah hilang pamormu).

Ketika orang memamerkan apa yang ia miliki, memamerkan apa yang dikuasai, dan semua yang ada padanya, maka orang lain pun jadi tahu. Adalah yang menjadikan orang penasaran lagi sebab yang ia punyai dan miliki sudah diketahui oleh orang lain? 

Ingatlah bahwa sesungguhnya kehidupan di muka bumi ini bukan untuk itu. Kalau kita senang berpamer-pamer atas apa yang ada pada kita, perlu diingat kembali pepatah, "Di atas langit ada langit". Yaitu bahwa apapun yang kita miliki, sehebat apapun kita, masih ada yang melebihinya. Lantas bagaimanakah seharusnya kita? 

Tidak ada gunanya kita memamerkan apa yang ada pada kita, sebab itu tidak akan menambah nilai plus pada diri kita, tetapi justru malah menambah nilai negatif pada kita. Pamor (yang menjadikan orang segan terhadap kita) akan hilang. Orang tidak akan lagi memandang kita sebagai pribadi yang disegani, sebab mereka mengetahui pribadi kita yang suka pamer itu. 

Kesimpulannya adalah bahwa janganlah kita suka menunjukkan kehebatan, kepintaran, kekayaan, dan semuua kelebihan kita karena pada dasarnya itu adalah celah yang akan menjatuhkan kita. 

Babat Alas Berdirinya PSHT Ranting Suoh, Cabang Lampung Barat

Persaudaraan Settia Hati Terate Rranting Suoh berdri tahun  2000 yang diprakarsai dan didukung oleh warga tingkat II dari Pringsewu, Kab. Tanggamus, yaitu Mas Bambang Tohyadi. Awal mula keberadaan SH Terate di Ranting Suoh ini mengambil dua tempat tempat latihan di Dusun Talang Kebanaran, Desa Bandar Agung, Kec. Suoh. Pelatih tetapnya waktu itu adalah Mas Suryanto dari Padang Ratu Kabupaen Lampung tengah, Mas Sagimin dari Pringsewu Kabupaten Tanggamus, dan saya (admin blog, Jahro E.P. dari Desa Bandar Agung, Kec. Suoh). Dari tempat latihan ini kami berhasil megnesahkan 8 warga baru yang pengesahannya ikut Cabang Pringsewu. Sementara satu tempat latihan lagi ada di Dusun Talang Gajah, Desa Hantatai yang diprakrasai oleh Mas Ernajaya dari Bandar Jaya Kabupaten Lampung Tengah. Dalam melatih, Mas Ernajaya ini dibantu adik beliau yang bernama Msa Turiman dari Suoh. Mereka berdua berhasil mengesahkan 12 warga baru yang pengesahannya ikut Cabang Lampung Barat.

Dua tempat latihan ini berjauhan, yang pertama ada di bagian timur Kecamatan Suoh dan yang satunya lagi ada di bagian Barat Keamatan Suoh. Dengan terpisahnya tempat latihan yang saling berjauhan itu akhirnya pada tahun 2001 latihan digabung di satu tempat yang merupakan tengah-tengah dari keduanya. Selain demi kemudahan masing-masing dan untuk menjaga agar silaturahmi berjalan lancar, di sekitar tempat latihan yang baru ini juga terdapat dua warga senior, yakni Mas Edo (pengesahan Madiun tahun 1983) dan Mas Samirun pengesahan Maospati, Magetan tahun 1987,  saya sendiri pengesahan Maospati, Magetan tahun 1996, Mas Syakur (pengesahan Cabagn OKI, Sumatera Selatan tahun 1994), Mas Nano (pengesahan tahun 1999 di Ponorogo), Mas Sutoyo (pengesahan Ponorogo tahun  2000), serta para warga pengesahan baru tahun 2000. Namun demikian, pemilihan tempat ini juga masih ada sedikit kendala jauh, akhirnya dijadikan dua tempat latiha lagi, namun tidak saling berjauhan seperti sebelumnya. Dua tempat latihan baru ini yaitu  di Desa Tuguratu yang dilatih oleh Mas Sutoyo, dan di Desa Sumber Agung dipegang oleh Mas Nano dan saya. 

Dari Desa Tuguratu atau saya sebut Rayon Tuguratu berhasil mengesahkan 3 orang, meski mereka sempat ditinggalkan olehj pelatihnya, Alm. Mas Sutoyo pada saat mereka masih siswa putih. Dari Rayon Sumber Agung berhasil mengesahkan 9 orang, serta dari Rayon Bumi Hantatai mengesahkan 33 orang. 

Hingga saat ini kepengurusan Ranting Suoh sudah tertata dengan baik oleh karena semakin bertambahnay warga baru yang siap sama-sama mengengembangkan organisasi tercinta ini. 

Wednesday, March 9, 2011

Pelajaran yang Bisa Didapat dari lmu Padi

Barangkali kita sudah tidak asing lagi dengan pepatah yang mengatakan, "Ibarat padi, semakin berisi semakin merunduk." Lihatlah padi! Di sana kita bisa mengambil pelajaran dari buah padi. Perhatikanlah ketika ia mulai mekar tanpa isi. Bukankah buah padi itu mendongak ke atas? Bagaimana kalau dia sudah mulai berisi? Ia akan mulai meruduk. Bagiamana jika isinya semakin masak atau mendewasa? Ia akan semakin merunduk.

Sesungguhnya Tuhan kita menciptakan alam beserta isinya agar kita umat-Nya bisa mengambil pelajaran dari alam sekitar. Bukanlah sudah jelas disebutkan dalam kitab suci bahwa alam adalah ayat (tanda) kebersaran Tuhan? Tidak disangkal lagi bahwa semua yang ada di jagat raya ini adalah pelajaran bagi orang-orang yang berpikir.

Kembali ke buah padi. Sebagai insan SH Terate kita semestinya bisa mengambil pelajaran dan menjadikan buah padi itu sebagai tanda bagi kita agar kita mengerti bahwa kita sudah seharusnya begitu. Betapa indahnya jika semua umat manusia, khususnya warga SH Terate memilii jiwa seperti jiwa padi. Ia akan semakin merunduk ketika ia semakin bertambah ilmunya. Semakin bertambahnya ilmu akan menjadikan ia lebih dewasa, lebih tenang, dan lebih anggun dalam kehidupan.

Sebagaimana ilmu padi, sebagi warga Persaudaraan Setia Hati Terate, sudah sangat seharusnya kita tidak memiliki jiwa yang adigang-adigung, lan adiguno. Adigang, adigung, adiguno bisa dimaknai sebagai sifat menyombongkan diri pada kekuatan, kekuasaan, dan kepandaian yang dimiliki. Adigang, adalah gambaran dari watak kijang yang menyombongkan kekuatan larinya yang luar biasa. Adigung adalah kesombongan terhadap keluhuran, keturunan, kebangsawanan, pangkat, kedudukan, atau kekuasaan yang dimiliki.
Diibaratkan gajah yang  besar dan nyaris tak terlawan oleh binatang lain. Sedangkan adiguno  menyombongkan kepandaian (kecerdikan) seperti watak ular yang memiliki racun mematikan dari gigitannya.

Peribahasa ini mengingatkan bahwa kelebihan seseorang sering membuat sombong, lupa diri, sehingga berdampak buruk bagi  yang bersangkutan maupun orang lain. Contohnya kijang. Secepat apa pun larinya sering terkejar juga oleh singa atau harimau, dan apabila sudah demikian nasibnya hanya akan menjadi santapan raja hutan tersebut.

Jadi kesimpulannya, apakah kita ingin menjadi seperti padi itu, ataukah kita akan tetap mempertahankan sifat adigang, adigung, lan adiguno tadi? 

Monday, March 7, 2011

Kehidupan Kekal Dalam Ajaran di Persaudaraan Setia Hati Terate

Kita sebagai manusia hidup semuanya nanti akan dipanggil oleh Tuhan YME  untuk menghadap-Nya. Ketahuilah bahwa hidup di dunia ini merupakan perputaran masa yang tak menentu, berubah-ubah, karena itu kita harus menyadari bahwa semua di bawah kekuasaan Tuhan YME, di mana kita harus berjanji menepati niatnya untuk berbuat baik dan tak berbuat dusta sekalipun kedustaan itu menguntungkan diri sendiri. Di dalam agama apapun menyatakan bahwa Tuhan itu mengasihi orang yang “Sabar atau luas hatinya” yaitu kuat menghadapi segala cobaan hidup, tidak mudah putus asa, rela berkorban.

Apa tujuan hidup kita sebagai manusia? Sadar atau tidak pada umumnya setiap manusia hidup punya satu tujuan yaitu ingin kaya, kekuasaan, kenikmatan, pangkat, gelar dan sebagianya. Tetapi semuanya itu apakah itu tujuan hidup kita? Apakah sebenarnya yang kita cari? Sangatlah bijaksana apabila dalam mengisi hidup kita ini dengan hal-hal yang berguna dan hal-hal yang berharga, sebenarnya jawaban dari pertanyaan tersebut diatas adalah HAKIKAT dari hidup manusia itu sendiri yang ingin mengetahui ”Siapa dirinya dan Makna hidupnya ”. Dalam mencari jawaban pertanyaan di atas adalah sangat penting manusia menyadari “Kefanaan dirinya dan ke Fanaan dunia ” ini,tidak sesuatu yang abadi atau kekal, apa yang hari ini dan besok akan sudah tiada suatu saat semuanya akan musnah .Kita membandingkan bahwa hari-hari manusia itu seperti rumput dan bunga di padang savana, apabila angin melintasinya maka tidak ada lagi. Dalam kefananaan telah diberitahukan kepada manusia oleh Tuhan YME melalui agama menurut keyakinan kita masing-masing mengenai ajal, batas umur dan mengetahui betapa fananya kita ini.

Pada kenyataannya kini manusia tengah hidup di dalam dunia yang tidak bersahabat bahkan kejam lazimnya disebut zaman edan di mana kejahatan merajalela, pembunuhan di mana-mana, bencana alam dan sebagianya. Walaupun manusia telah berusaha melindungi dirinya namun toh ada batasnya,  dan tak seorangpun dapat lari atau menghindar dari kenyataan bahwa cepat atau lambat maut pasti akan menghampirinya, manusia pasti akan mati dan menghadap tahta pengadilan Sang Pencipta.


Jadi di sini kita manusia hidup janganlah terbelenggu keegoisan kita terutama lebih mengutamakan harta tahta memang semua itu penting dan butuh tapi tidak selamanya itu yang utama. Di sini manusia lupa akan realita kematian, pada maut yang mendekat mungkin baru sadar dan menyesali, tetapi seringkali hal itu datang terlambat. Tetapi dengan segala kegemilangannya tidak akan dapat bertahan ia boleh disamakan dengan hewan yang dibinasakan.

Kematian kekal sebagai bencana besar, sesungguhnya kematian bukanlah akhir segalanya ada hal lain yang lebih mengerikan yaitu kKebinasaan. Di dalam hidup ini tak ada sesuatu pun yang pantas disebut kemalangan kecuali yang menyebabkan kemalangan kekal itulah yang harus kita takuti, inilah kematian yang sesungguhnya yang benar-benar menakutkan disebutnya kematian kedua.

Yang ada di sini adalah keterpisahan dari Allah, ratapan, kegeraman, kengerian api neraka, siksaan selama-lamanya.

Kehidupan kekal sebagai tujuan manusia hidup, Tuhan menciptakan manusia sangat mencintai ciptaan-ya karena Tuhan sendiri yang membentuknya dari debu tanah dan memberikan nafas hidup kepada manusia. Kita kepunyaan Tuhan milik kesayangan Tuhan begitu berharga dan mulia dalam pandangan-Nya. Inilah yang Tuhan kehendaki agar tujuan hidup manusia tidak binasa melainkan hidup yang kekal, hidup kekal bersama Tuhan Yang Maha Esa di surga. Surga adalah mahkota kehidupan, kemuliaan yang tidak layu, inilah Tujuan “Perjuangan Hidup Manusia “.

Kita menyadari bahwa tujuan mulia ini lebih mulia dan lebih besar dari pada tujuan hidup yang lain, maka kita hendaklah menintegrasikan atau meyatukan tujuan duniawi kedalam tujuan akhirat/surga. Dengan demikian maka akan lebih dekat dengan Tuhan lebih dekat dengan keselamatan dan kehidupan kekal. Bila orang beriman membuka diri kepada Allah dengan tinggal didalam Tuhan dan mengasihi Tuhan, maka Allah akan datang dan bersemayam di dalam hatinya, dan kuasa kehadiran-Nya itu akan mengubah hatinya menjadi seperti di dalam surga di mana yang ada hanyalah cinta kasih dan tidak ada tempat untuk dosa dan kejahatan. Maka bila hati nurani kita benar-benar disucikan/ibersihkan barulah kita dapat merasakan kemanisan kemuliaan surga kekal. Meskipun masih di dunia fana ini, kita sudah boleh merasakan sedikit kemanisan surga. Dalam hidupnya yang sekarang ini jiwa yang telah bersatu dengan Tuhan akan dibawa masuk oleh Tuhan sendiri kedalam hidup-Nya yang Kekal. Jadi hidup yang kekal telah dianugerahkan kepada orang yang berkenan kepada Nya hanya setelah meninggalkan dunia fana ini walaupun belum sempurna. Tidak ada satupun ajaran yang mengajarkan rahasia kehidupan manusia selain di Persaudraan Setia Hati Terate yang kita cintai ini.

Sekarang telah saatnya bangun tidur dari kegelapan, sebab terang telah datang dan berjuang untuk diperkenankan masuk kedalam hati kita. Adalah merupakan suatu kebodohan apabila kita menunda-nunda apalagi menyia-nyiakan, karena waktu sangat singkat sebagaiman hidup ini singkat.


Inilah waktu keselamatan itu hendaknya kita mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar agar kita tidak menngalami kerugian besar dan penyesalan yang tidak berkesudahan.


Sebagai penutup renungkanlah sikap yang diambil oleh kita sendiri dalam menghadapi panggilan hidup harapan saya saudara-saudara Warga Persaudaraan Setia Hati Terate di manapun berada dapat memahami serta menghayati Ilmu Kemanusiaan dan Ilmu Kehidupan yang benar-benar sangat mulia ini.

Ditulis oleh: Mas Andreas Eka Sakti J., SE (Ketua dan Pembina Padepokan Wesi Aji Semarang)

Sumber: www.shterate.com 

Suro Diro Joyoningrat Lebur Dening Pangastuti

Sebuah peribahasa Jawa yang begitu indah. Suro diro joyo ningrat lebur dening pangastuti kira-kira memiliki makna bahwa beberanian, kekuatan dan kekuasaan dapat ditundukkan oleh salam sejahtera. Bisa juga diartikan sebagai segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar. 

Sebagai jiwa yang memiliki pemahaman berbudi luhur tahu benar dan salah, maka seorang warga SH Terate sejati akan mencoba menghayati falsafah indah ini dalam kehidupannya. Ia tidak hanya menghayati, tetapi juga menerapkannya dalam bermasyarakat. Pendekar SH Terate yang memiliki keahlian silat dan beladiri yang tergembleng bertahun-tahun bukanlah dimaksudkan untuk disombongkan, karena semua kesombongan, keangkaramurkaan sesungguhnya akan hancur oleh sikap yang bijak, lembut, dan sabar. Jadi apa gunanya seorang warga bersombong-sombong, membanggakan diri, dan semena-mena? Tidak ada.

Sejalan dengan makna peribahasa suro diro joyo ningrat lebur dening pangastuti, maka seorang warga SH Terate dilarang keras untuk berperilaku adigang adigung adiguno atau merasa paling kuat, merasa paling agung, merasa paling penting. Untuk apa semua itu? Sesungguhnya semuanya tidak akan bermanfaat dan itu bukanlah makna dari ajaran inti SH Terate yang mendidik manusia berbudi luhur agar tahu benar dan salah. 

Semoga. 

Memaknai Indahnya Bunga Terate

Persaudaraan Setia Hati Terate berlambangkan bunga teratai adalah karena sifat bunga itu sendiri. Bunga teratai mempunyai beberapa nama, diantaranya padma, seroja, terate, tarate, dan taratai besar. Sedangkan nama latin tumbuhan air ini berasal dari familia Nymphaeaceae yang mempunyai spsies berbeda, tergantung dari warna bunga. Namun secara keseluruhan fisiologis, tanaman air ini tak jauh berbeda. Bunganya mempunyai aroma harum. Tumbuh luruh di permukaan air dengan daun yang melebar sejajar dengan air. Panjang tangkai tergantung dari kedalaman air, mulai dari 10 – 200 cm berbentuk bulat panjang. Diametar bunga tergantung dari jenis, mulai 10 cm – 20 cm. Benangsari yang berwarna kuning akan terlihat memenuhi bagian kelopak yang mempunyai warna beragam, mulai dari ungu, merah, dan putih.

Pemaknaan dari nama SH Terate adalah bahwa sebagaimana sifat dari bunga teratai yang bisa hidup di mana saja ia akan selalu nampak indah, dan ia mempunyai semua khasiat dari akar sampai daunnya. Dengan demikian, diharapkan semua warga SH Terate mampu dan sanggup hidup di manapun dalam kondisi bagaimana pun serta selalu indah dan menjadi pengindah bagi lingkungannya. Warga SH Terate diharapkan bisa menjadi contoh dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada lingkungannya, ia bisa mewarnai lingkungannya dengan dengan pemahaman benar dan salah sesuai tempatnya. 

Makna Persaudaraan dalam Setia Hati Terate

Persaudaraan dalam Setia Hati Terate memiliki makna yang sangat mendalam di mana setiap anggota (warga) dalam organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate memiliki semangat persaudaraan itu yang tak kan pernah padam hingga akhir hayat. Namun sejauh mana kita sebagai warga SH Terate mengaplikasikannya? Aplikasi atau penerapan makna persaudaraan dalam SH Terate tertuang dalam kegiatan sehari-hari setiap kadang warga. Persaudaraan itu sendiri tidak terbatas oleh kalangan tertentu saja, sebab SH Terate bukanlah milik kalangan tertentu, tetapi milki semua kalangan, baik bangsawan, rakyat jelata, maupun pejabat. Lantas di mana sejatinya jiwa persaudaraan dalam SH Terate? Berikut sedikit uraian tentang persaudaraan dalam sudut pandang SH Terate.

Saudara, menurut sumber dasar katanya adalah se dan udara, artinya satu udara. Udara yang kita hirup sama dengan udara yang orang lain hirup. Dalam hal ini berarti persaudaraan adalah memiliki kesamaan persepsi tentang siapa saya dan siapa kamu (sopo ingsun lan sopo siro). Artinya bahwa persaudaraan dalam SH Terate tidak membeda-bedakan, apakah saya ini orang kaya kamu orang miskin, saya orang berpangkat kamu rakyat jelata, tetapi saya dan kamu adalah sama, yang terikat dalam satu ikatan dan komitmen yang kuat untuk saling mengakui satu sama lain sebagai saudara, untuk saling menghamat-hamati sebagai saudara. 
Kesaadaran akan makna persaudaraan dalam Setia Hati Terate sudah dibina sejak mulai masuk sebagai siswa. Tentu semua kadang warga pernah merasakan betapa jika salah satu rekan siswa bersalah, maka semua akan mendapatkan hukuman. Jika salah satu mempunyai makanan, misalkan sebuah pisang, maka semua harus kebagian. Jika salah satu siswa memiliki air walaupun satu botol kecil, maka semua harus kebagian.

Dari pembinaan dan pembentukan semangat persaudaraan inilah maka terbentuklah semangat persaudaraan yang kekal abadi, yang tidak akan pernah membeda-bedakan satu sama lain.