SELAMAT DATANG DI BLOG SH TERATE RANTING SUOH CABANG LAMPUNG BARAT: "CILIK ORA KURANG BAKAL, GEDHE ORA TURAH BAKAL; WATON TAK INGETI ISEH WUJUD MANUNGSO, TAK KEDEPI ORA ILANG, NJALUK OPO TAK LADENI"
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA KE BLOG KAMI: SELAMA MATAHARI MASIH BERSINAR DAN SELAMA BUMI MASIH DIHUNI MANUSIA SELAMA ITU PULA SH TERATE TETAP KEKAL JAYA ABADI SELAMA-LAMANYA

Wednesday, March 9, 2011

Pelajaran yang Bisa Didapat dari lmu Padi

Barangkali kita sudah tidak asing lagi dengan pepatah yang mengatakan, "Ibarat padi, semakin berisi semakin merunduk." Lihatlah padi! Di sana kita bisa mengambil pelajaran dari buah padi. Perhatikanlah ketika ia mulai mekar tanpa isi. Bukankah buah padi itu mendongak ke atas? Bagaimana kalau dia sudah mulai berisi? Ia akan mulai meruduk. Bagiamana jika isinya semakin masak atau mendewasa? Ia akan semakin merunduk.

Sesungguhnya Tuhan kita menciptakan alam beserta isinya agar kita umat-Nya bisa mengambil pelajaran dari alam sekitar. Bukanlah sudah jelas disebutkan dalam kitab suci bahwa alam adalah ayat (tanda) kebersaran Tuhan? Tidak disangkal lagi bahwa semua yang ada di jagat raya ini adalah pelajaran bagi orang-orang yang berpikir.

Kembali ke buah padi. Sebagai insan SH Terate kita semestinya bisa mengambil pelajaran dan menjadikan buah padi itu sebagai tanda bagi kita agar kita mengerti bahwa kita sudah seharusnya begitu. Betapa indahnya jika semua umat manusia, khususnya warga SH Terate memilii jiwa seperti jiwa padi. Ia akan semakin merunduk ketika ia semakin bertambah ilmunya. Semakin bertambahnya ilmu akan menjadikan ia lebih dewasa, lebih tenang, dan lebih anggun dalam kehidupan.

Sebagaimana ilmu padi, sebagi warga Persaudaraan Setia Hati Terate, sudah sangat seharusnya kita tidak memiliki jiwa yang adigang-adigung, lan adiguno. Adigang, adigung, adiguno bisa dimaknai sebagai sifat menyombongkan diri pada kekuatan, kekuasaan, dan kepandaian yang dimiliki. Adigang, adalah gambaran dari watak kijang yang menyombongkan kekuatan larinya yang luar biasa. Adigung adalah kesombongan terhadap keluhuran, keturunan, kebangsawanan, pangkat, kedudukan, atau kekuasaan yang dimiliki.
Diibaratkan gajah yang  besar dan nyaris tak terlawan oleh binatang lain. Sedangkan adiguno  menyombongkan kepandaian (kecerdikan) seperti watak ular yang memiliki racun mematikan dari gigitannya.

Peribahasa ini mengingatkan bahwa kelebihan seseorang sering membuat sombong, lupa diri, sehingga berdampak buruk bagi  yang bersangkutan maupun orang lain. Contohnya kijang. Secepat apa pun larinya sering terkejar juga oleh singa atau harimau, dan apabila sudah demikian nasibnya hanya akan menjadi santapan raja hutan tersebut.

Jadi kesimpulannya, apakah kita ingin menjadi seperti padi itu, ataukah kita akan tetap mempertahankan sifat adigang, adigung, lan adiguno tadi? 

2 comments: